Studi Pola Arus Teluk Lamong Akibat Pasang Surut
Abstract
Sejak tahun 2011 hingga saat ini Selat Madura telah mengalami beberapa pembangunan pulau reklamasi. Pulau reklamasi ini memberikan dampak terhadap pola dan besaran arus yang ada akibat dari perubahan parameter oseanografi. Salah satu parameter yang berubah adalah pasang surut akibat dari kondisi astronomis benda-benda langit. Pola dan besaran ini sangat dipengaruhi oleh perubahan parameter luas wilayah lautan dan pasang surut. Informasi pola arus sangatlah penting untuk kepentingan pelayaran, misalnya untuk menentukan alur pelayaran, navigasi kapal, dan tata letak pelabuhan. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukannya studi pola arus ini untuk mengetahui model pasang surut di kawasan Teluk Lamong, pola arus sebelum dan sesudah adanya pulau reklamasi, dan bagaimana kondisi eksisting kecepatan arus jika dibandingkan dengan ketentuan kapal untuk bersandar di pelabuhan. Melalui hasil analisis didapatkan bawah untuk koordinat (6°56'03'' LS, 112°42'43" BT) bulan Maret memiliki tipe diurnal atau harian tunggal dengan nilai formzahl lebih dari 3, sedangkan untuk koordinat (7°11'24.3" LS, 112°46'44" BT) untuk bulan Maret merupakan mixed tide prevailing semidiurnal dengan nilai formzahl dengan rentang 0.25 < F < 1.5. Melalui perhitungan software numerik didapatkan bahwa kondisi pasang surut purnama pada model bulan Maret mendapatkan nilai 0.5624 m dan -0.8046 m, sedangkan untuk kondisi pasang surut perbani didapatkan nilai 0.0228 m dan -0.1292 m. Hasil analisis pola arus pada Teluk Lamong pada saat pasang maupun surut memiliki perbedaan baik pada arah ataupun kecepatan. Kecepatan arus terbesar terjadi saat kondisi pasang purnama dengan kecepatan 0.0225 m/s di daerah pelabuhan milik PT Wilmar Nabati dan kecepatan 0.0131 m/s di pelabuhan Teluk Lamong, namun untuk pelabuhan Surabaya nilai terbesar didapat pada kondisi pasang perbani dengan kecepatan 0.0303 m/s. Melalui perbandingan antara model non-reklamasi dan reklamasi didapatkan bahwa perbandingan antara nilai kecepatan relatif tidak signifikan dan perbandingan pola arus pada daerah Teluk Lamong juga tidak berubah. Ketika terjadi pasang dari selatan menuju utara sedangkan saat kondisi surut maka akan bergerak dari utara menuju selatan. Analisis kecepatan dan arah arus untuk alur pelayaran kapal pada model didapatkan nilai yang masih aman dikarenakan pada semua model memiliki kecepatan < 1 m/s, sehingga tidak terdapat rekomendasi khusus terhadap kapal untuk bersandar pada saat-saat tertentu.
Kata Kunci: Arus, Pemodelan hidrodinamika, Pasang surut, Alur pelayaran, Reklamasi.