PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL MADURA TERHADAP KINERJA CAMPURAN CPHMA (COLD PAVING HOT MIX ASBUTON)

Authors

  • Ricky Akbariawan Staff Ruang Baca Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
  • Rendi Fadiansyah
  • Ludfi Djakfar
  • Hendi Bowoputro

Abstract

Madura merupakan salah satu pulau yang memiliki potensi material yang sangat besar. Namun dalam pembangunan infrastruktur jalan dibeberapa wilayah di Pulau Madura masih menggunakan material dari Pulau Jawa. Sedangkan untuk bahan aspal sendiri masih menggunakan aspal minyak. Namun penggunaan aspal minyak dirasa kurang memperhatikan potensi aspal alam Asbuton. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan material lokal Madura dan suhu pemadatan terhadap kinerja CPHMA. Pembuatan benda uji menggunakan Lawelle Granular Asphalt (LGA) yang ditambah agregat dan modifier. Dengan perlakuan suhu pemadatan 25oC, 37,5oC, 50oC, 67,5oC dan prosentase agregat Madura terhadap agregat lokal yaitu 0%, 25%, 50%, 75%, 100%. Dari hasil analisis didapatkan suhu pemadatan optimum sebesar 81,748oC dan proporsi agregat Madura optimum sebesar 82.927% yang diperoleh dari hasil iterasi persamaan Void In Mix (VIM). Persamaan VIM (z = 21,86049-0,172988x+0,106850y +0,001388x2-0,000323y2-0,000653xy), Berdasarkan suhu pemadatan dan proporsi agregat Madura optimum tersebut didapatkan nilai dari stabilitas, flow, marshall quotient, VIM, Void in Mineral Agregat (VMA), dan Void Filled with Bitumen (VFB) berturu-turut adalah sebesar 1038,19Kg; 3,943mm; 269,317; 19,22%; 29,031%; 33,311%. Nilai VIM dan VFB tidak memenuhi standar spesifikasi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penentuan suhu pemadatan optimum dikarenakan suhu pemadatan optimum yang diperoleh dari proses iterasi melebihi batas suhu pemadatan yang diteliti.

 

Kata Kunci: Penggunaan Material Madura, Karakteristik Marshall,  Aspal Buton, Lawelle Granular Asphalt, CPHMA.

Downloads

Published

2015-11-18

Issue

Section

TRANSPORTASI (TRANSPORTATION)