EVALUASI DAN PERENCANAAN ULANG SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH RSUD DR HARJONO PONOROGO

Authors

  • Dunung Waskito Aji Staff Ruang Baca Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
  • Arief Rachmansyah
  • Pudyono .

Abstract

Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan pencemaran lingkungan juga diakibatkan dari meningkatnya jumlah penduduk beserta aktifitasnya. Limbah yang berbentuk cair yang tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnnya. Dalam hal ini, rumah sakit merupakan fasilitas publik yang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Harjono Ponorogo yang pertama memiliki luas lahan 16.659 m2. Pada tahun 2008 RSUD Dr Harjono Ponorogo dirasa kurang memenuhi sehingga perlunya dikembangkan, karena wilayah pengembangan di lokasi yang lama tidak memungkinkan maka perlu dilakukannya relokasi dengan luas lahan 63.142,88 m2. Peningkatan pelayanan kesehatan RSUD Dr Harjono Ponorogo salah satunya dengan penambahan jumlah tempat tidur pasien inap yang dirawat di RSUD Dr Harjono menjadi 350 TT. Pada tahun 2013 RSUD Dr Harjono kembali menambah dua gedung baru yang mana pada bangsal ini terjadi penambahan jumlah tempat tidur. Dengan adanya penambahan aktifitas RSUD Dr Harjono Ponorogo, tentunya akan menambah jumlah air limbah yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan studi untuk mengetahui besar air limbah yang dihasilkan setelah penambahan tempat tidur. Selain itu akan direncanakan pipa air limbah dan evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) eksisting apakah cukup atau tidak.  Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode wawancara dan pengumpulan data-data yang ada itu sendiri. Tahap pertama dilakukan untuk memperoleh data-data administrasi rumah sakit yang meliputi jumlah karyawan, jumlah pasien, jumlah tempat tidur dan dimensi dari IPAL pada kondisi eksisting. Tahap selanjutnya dilakukan analisis hidrolika untuk mengetahui besar debit air bersih, debit air limbah yang dihasilkan, dan merencanakan dimensi pipa dan IPAL yang memenuhi. Setelah dilakukan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan kebutuhan air bersih dari 0,000916972 m3/detik menjadi 0,003266667 m3/detik. Otomatis ini juga meningkatkan debit air limbah dari 0,00110028 m3/detik menjadi 0,00313596 m3/detik. Dalam perencanaan dimensi pipa digunakan pipa berdiameter 0,1 m dan 0,15 m. Dengan bertambahnya debit air limbah maka terjadi perubahan pada IPAL yang meliputi penambahan sewage pit dengan dimensi 1,5m x 2m x 2,5m, desain ulang primary clarifier dengan dimensi 4m x 3m x 3m, penambahan unit tanki biofilter dari 2 unit menjadi 4 unit, serta rencana penambahan sludge drying bed dengan dimensi 2mx7mx1,5m. Sedangkan untuk final clarifier tidak dilakukan perrubahan, masih tetap dengan dimensi 5,2m x2m x2,3m karena ternyata masih memenuhi setelah dilakukan evaluasi. Pada rencana penambahan sludge drying bed dilakukan karena untuk menampung lumpur hasil pengolahan.

Kata Kunci: IPAL, Air Limbah, Rumah Sakit,

Downloads

Published

2015-04-24

Issue

Section

KEAIRAN (WATER RESOURCES)