PENGARUH VARIASI KADAR DAN PANJANG SERAT IJUK SEBAGAI BAHAN MODIFIER CAMPURAN LASTON LAPIS AUS ASBUTON (AC-WC ASB) TERHADAP KINERJA MARSHALL DAN CANTABRO

Authors

  • Theo Adhitya Kusuma Departement Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
  • Abid Haritsah Rahman Departement Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
  • Ludfi Djakfar Departement Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
  • Rahayu Kusumaningrum Departement Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Abstract

Terdapat sekitar 4.000 km lapisan jalan nasional yang mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan volume kendaraan yang tinggi, sehingga menjadikan pembebanan yang berlebih pada jalan. Oleh karena itu munculah ide untuk menambahkan serat ijuk kedalam campuran aspal sebagai bahan perkuatan. Indonesia juga masih mengimpor aspal minyak sebesar 600.000 ton setiap tahunnya, padahal Indonesia memiliki deposit aspal alami yang sangat besar yang terletak di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara sehingga dinamakan AspalButon. Maka dari itu pada penelitian ini, kami memanfaatkan aspal buton guna mensubtitusikan kebutuhan aspal minyak. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serat ijuk terhadap nilai karakteristik marshall dan cantabro dari campuran laston lapis aus asbuton (AC-WC Asb), juga menganalisis kadar dan panjang serat optimum yang akan menghasilkan karakteristik campuran yang maksimal. Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratorium dengan terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap sifat fisik masing-masing material yang akan digunakan, dengan acuan Spesifikasi  Bina Marga 2018. Penelitian dilakukan dengan menelusuri terlebih dahulu nilai KAO campuran (aspal minyak dan aspal buton) untuk selanjutnya ditambahkan serat ijuk dengan rentang kadar serat 0.2 - 0.4 % serta panjang serat ijuk 0.5 cm – 1.5 cm. Penelitian dilanjtukan dengan pengujian cantabro, untuk mengetahui pengaruh penambahan serat terhadap tingkat kerapuhan campuran. Analisis statistic data dilakukan dengan pengujian normalitas, homogenitas, anova, tukey HSD, duncan, regresi, korelasi dan uji t. Hasil pemeriksaan keseluruhan sifat fisik bahan material yang digunakan menunjukan bahwa seluruh material memenuhi batasan spesifikasi bina marga. Dari hasil pengujian dan pengolahan data didapati bahwa penambahan serat berpengaruh terhadap karakteristik marshall campuran. Berdasarkan parameter stabilitas diperoleh kadar serat ijuk optimum sebesar 0.2 % dari berat campuran, dengan panjang serat ijuk optimum sepanjang 0.5 cm. Dibandingkan dengan campuran tanpa penambahan serat, pada kadar dan panjang serat ijuk optimum ini menunjukan peningkatan nilai stabilitas sebesar 3.11 %, nilai MQ sebesar 15.56 %, nilai VMA sebesar 7.97 %, nilai VIM sebesar 33.76 %. Sedangkan nilai VFB mengalami penurunan sebesar 9.80 %, dan kelelehan mengalami penurunan sebesar 13.07 %, untuk pengujian cantabro didapati nilai terlalu signifikan dalam meningkatkan nilai stabilitas, namun memiliki kecenderungan meningkatkan nilai kelelehan cukup besar. Dapat diartikan campuran menjadi semakin lentur, sehingga memiliki ketahanan terhadap retak yang cukup baik, namun kurang tahan terhadap alur roda (nilai VIM tinggi). Campuran semacam ini cocok sebagai bahan perkerasan untuk jalanan dalam kota yang sering dilewati kendaraan ringan.

Kata kunci : AC-WC Asb, Asbuton, Serat Ijuk, VIM, VMA, VFB, Stabilitas, Kelelehan, MQ, Kehilangan Partikel

Published

2023-02-06

Issue

Section

TRANSPORTASI (TRANSPORTATION)