STUDI ANALISIS PERILAKU LENTUR BAJA CANAI DINGIN PADA STRUKTUR BALOK C DOUBLE (BERHADAPAN) TEHADAP PENGARUH JARAK SEKRUP

Authors

  • Muhammad Rizky Ananda Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
  • Desy Setyowulan Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
  • Eva Arifi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Abstract

Kebutuhan infrastruktur pada masa kini sangatlah besar dikarenakan perkembangan jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat.  Diantara kemajuan tersebut baja canai dingin menjadi bahan bangunan alternatif, beratnya yang ringan, dan mudah diperoleh dipasaran menjadikan material baja ringan ini unggul.  Tetapi, kelemahan struktur baja canai dingin adalah tekuk lokal yang disebabkan tipisnya elemen penampang.   Salah satu cara mengurangi tekuk lokal adalah menggabungkan dua profil menjadi satu menggunakan sambungan sekrup.  Pada penelitian ini dilakukan pengujian lentur terhadap beberapa pemodelan profil tipe C double (berhadapan) menggunakan sambungan sekrup dengan berbagai variasi jarak dan ketebalan jarak.  Variasi jarak yang digunakan diantara lain yaitu, 150, 200, 250, 300, dan 350 mm.  Sedangkan variasi ketebalan yang digunakan yaitu, 0,75, dan 1,00 mm dengan mutu G550.  Pembebanan di lakukan pada tengah bentang dengan beban yang naik secara bertahap hingga analisis berhenti atau aborted.  Analisis ini dilakukan dengan perhitungan manual yang berdasarkan SNI 7971:2013 tentang Struktur Baja Canai Dingin dan menggunakan bantuan software ABAQUS. Hasil pada analisis ini  berdasarkan ABAQUS didapat rata-rata kapasitas beban untuk tebal profil 1,00 dan 0,75 mm berturut-turut sebesar 12255,72 N dan 9700.99 N.  Dari hasil kapasitas beban rata-rata antara profil dengan ketebalan 0,75 mm dan 1,00 mm memiliki perbedaan kapasitas beban dimana, pada ketebalan 1,00 mm memiliki kapasitas beban lebih besar 26,335% dari pada profil dengan ketebalan 0,75 mm. Begitupun dengan lendutan dimana, lendutan rata-rata pada profil dengan ketebalan 0,75 dan 1,00 mm berturut-turut adalah 17,781 dan  9,479 mm. Semakin dekat jarak sambungan yang ada akan memiliki kapasitas beban yang semakin besar. Juga didapat jarak efisien ada pada jarak sambungan 200 mm. Pola-pola keruntuhan yang terjadi adalah tekuk lokal.  Hal ini diakibatkan beban yang bekerja merupakan beban terpusat pada tengah bentang.

Published

2023-01-10

Issue

Section

STRUKTUR (STRUCTURE)